12/02/2014

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Pengertian EYD

     EYD adalah kaidah atau tata cara penggunaan bahasa Indonesia untuk keteraturan dan keseragaman bentuk terutama dalam bahasa penulisan.Keteraturan Bentuk akan memberi ketepatan dan memperjelas makna dari bahasa itu sendiri dalam penggunaannya.Ejaan Yang Disempurnakan adalah ejaan yang berlaku sejak tahun 1972,ejaan ini menggantikan ejaan yang sebelumnya digunakan oleh Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Sekarang kita akan membahas tentang sejarah dari Ejaan Yang Disempurnakan,adapun sejarahnya adalah sebagai berikut :

Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan,sudah mengalami perubahan system ejaan yaitu :
     1. Ejaan Van Ophuysen
     2. Ejaan Suwandi
     3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
     4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Itu adalah sejarah perubahan system penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan,sekarang saya akan menjelaskan perubahan system tersebut


Ejaan Ophuysen                   Ejaan Republik (Ejaan Suwandi)         Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)  
(1901-1947)                         (1947-1972)                                        (Mulai 16 Agustus 1972)
1.       Choesoes                   1.Chusus                                              1.Khusus
2.       Djoem’at                    2.Djum’at                                            2.Jumat
3.       Ja’ni                           3.Jakni                                                 3.Yakni

     Dari perubahan system diatas,perubahan terakhirlah yang digunakan hingga saat ini yaitu Ejaan Yang Disempurnakan(EYD).Selain perubahan system penulisan EYD,ada juga ruang lingkup yang berkaitan dengan penulisan EYD,ruang lingkup tersebut meliputi lima aspek sebagai berikut :
     1. Pemakaian huruf
     2. Penulisan huruf
     3. Penulisan kata
     4. Penulisan unsur
     5. Pemakaian tanda baca

      Yang pertama ada Pemakaian huruf,dalam EYD pemakaian huruf adalah bagaimana cara pemakaian huruf yang benar sesuai dengan kaidah atau tata cara dalam EYD,pemakaian huruf tersebut terbagi lagi menjadi 5 bagian diantaranya : 1.Huruf abjad 2.huruf vocal 3.huruf konsonan 4.huruf diftong 5.gabungan huruf konsonan.Selanjutnya ada penulisan huruf,disini penulisan huruf itu harus sesuai dengan EYD agar makna dari penulisan kata tersebut dapat atau mudah dimengerti bagi para pembaca,penulisan huruf tersebut terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu :

     1. Penggunaan Huruf Kapital
         1. Jabatan tidak diikuti nama orang
         2. Huruf pertama nama bangsa
         3. Nama geografi sebagai nama jenis
         4. Setiap unsur bentuk ulang sempurna
         5. Penulisan kata depan dan kata sambung
     2. Penulisan Huruf Miring
         1. Penulisan nama buku
             Contoh: Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Sunda Mangle, Surat Kabar Bandung Pos.
         2. Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa asing
             Contoh: boat modeling, aeromodeling, motorsport.
         3. Penulisan kata ilmiah
             Contoh, royal-purple amethyst, crysacola, turqoisa, rhizopoda, lactobacillus, dsb.

      Selanjutnya ada penulisan kata adalah penulisan kata yang biasa kita gunakan pada kehidupan sehari – hari dan penulisan kata tersebut terbagi menjadi 9 jenis yaitu :
      1. Kata dasar
      2. Kata turunan ( kata berimbuhan )
      3. Kata ulang
      4. Gabungan kata
      5. Kata depan/preposisi (di,ke,dari,dalam,kepada,pada)
      6. Kata sandang ( si dan sang )
      7. Partikel
      8. Singkatan dan akronim
      9. Angka dan lambang bilangan

      Setelah penulisan kata,selanjutnya ada lagi tentang penulisan unsur serapan.Penulisan unsur serapan disini maksudnya adalah seringkalinya mengambil dan menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan,situasi dan kondisi yang ada.Berdasarkan taraf integritasnya ,unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian yaitu : 1.Secara adopsi 2.Secara adaptasi.
       Dan yang terakhir adalah pemakaian tanda baca,pemakaian tanda baca itu sendiri sangat banyak dan masing – masing memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda – beda pula contohnya adalah sebagai berikut :

       1. Tanda Titik (. )
           1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
           2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
           3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
       2. Tanda Koma ( , )
           1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
           2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya                      yang didahului oleh kata tetapidan melainkan.
       3. Tanda Titik Koma (; )
           1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian­bagian kalimat yang sejenis dan setara.
       4. Tanda Titik Dua ( : )
           1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
           2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
       5. Tanda Hubung ( – )
           1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
           2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan                        bagian kata di depannya pada
           3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
       6. Tanda Pisah ( – )
           1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan
               khusus di luar bangun kalimat.
           2. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih                  jelas.
       7. Tanda Elipsis ( … )
           1. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
           2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Tanda Tanya ( ? )
   Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
   Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang      kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Tanda Seru (!)
   Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang              menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Tanda Kurung (   )
   Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
   Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
   Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat      juga diikuti oleh kurung tutup saja.
   Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat    atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
   Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Tanda Petik (“… “)
   Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.          Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
   Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
Tanda Petik Tunggal ( ‘ … ‘ )
   Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
   Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing (Lihat pemakaian            tanada kurung)
Tanda Ulang ( …2 ) (angka 2 biasa)
Tanda Kurung Siku ([... ])
Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan kata dasar.
Tanda Garis Miring ( / )
1.       Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
2.       Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
3.       Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ‘ )
4.       Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata.

Contoh Wacana Menggunakan EYD.

    Asep Syamsul M. Romli ( dosen mata kuliah bahasa jurnalistik) menjelaskan peran EYD dan penggunaan EYD dalam bahasa jurnalistik. Beliau menjelaskan, EYD merupakan aturan tata Bahasa Indonesia yang baku. Peran EYD yakni sebagai pedoman umum bagi para pengguna Bahasa Indonesia. Siapa pun, kapan pun, dimana pun menggunakan EYD secara benar dan baik, maka harus mengacu pada EYD yang sesuai dengan Undang-Undang dan Pancasila. EYD pun memiliki pengecualian, biasanya pada penulisan judul. EYD yang digunakan saat ini adalah EYD yang telah disepakati oleh 3 negara yakni Indonesia, Malaysia dan Bruneidarussalam.

Sumber :
radaycool.blogspot.com

11/01/2014

GARIS VERTIKAL, HORIZONTAL DAN DIAGONAL

      Sebelum membuat garis vertical, horizontal dan diagonal saya perkenalkan terlebih dahulu compiler yang saya gunakan adalah Dev C++ dan menggunakan OpenGL sebagai graphics library. Berikut ini adalah sekilas tentang Dev C++ dan OpenGL :
Ø  Dev C++
C++ adalah bahasa pemrograman komputer yang di buat oleh (Bjarne Stoustrup) merupakan perkembangan dari bahasa C dikembangkan di Bell Labs (Dennis Ritchie) pada awal tahun 1970-an, Bahasa itu diturunkan dari bahasa sebelumnya, yaitu BCL, Pada awalnya, bahasa tersebut dirancang sebagai bahasa pemrograman yang dijalankan pada sistem Unix, Pada perkembangannya, versi ANSI (American National Standart Institute) Bahasa pemrograman C menjadi versi dominan, Meskipun versi tersebut sekarang jarang dipakai dalam pengembangan sistem dan jaringan maupun untuk sistem embedded, Bjarne Stroustrup pada Bel labs pertama kali mengembangkan C++ pada awal 1980-an, Untuk mendukung fitur-fitur pada C++, dibangun efisiensi dan sistem support untuk pemrograman tingkat rendah (low level coding). Pada C++ ditambahkan konsep-konsep baru seperti class dengan sifat-sifatnya seperti inheritance dan overloading. Salah satu perbedaan yang paling mendasar dengan bahasa C adalah dukungan terhadap konsep pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programming).

Ø  OpenGL
OpenGL (Open Graphics Library) adalah spesifikasi standar yang mendefinisikan sebuah lintas-bahasa, lintas platform API untuk mengembangkan aplikasi yang menghasilkan grafis komputer 2D maupun3D. Antarmuka terdiri dari lebih dari 250 panggilan fungsi yang berbeda yang dapat digunakan untuk menggambar tiga dimensi yang adegan-adegan kompleks dari bentuk-bentuk primitif sederhana. OpenGL dikembangkan oleh Silicon Graphics Inc (SGI) pada tahun 1992 [2] dan secara luas digunakan dalam CAD, realitas maya, visualisasi ilmiah, visualisasi informasi, dan simulasi penerbangan. Hal ini juga digunakan dalam video game, di mana bersaing dengan Direct3D on Microsoft Windows platform (lihat vs OpenGL Direct3D). OpenGL dikelola oleh sebuah teknologi konsorsium nirlaba yaitu Khronos Group.

v Garis Vertikal
Logika atau fungsi :
            Dalam membuat garis vertical terdapat beberapa koding yang digunakan, yaitu :
·         glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);
Untuk membersihkan layar latar belakang dengan warna hitam.
·         glPushMatrix ();     
Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar.     
·         glClearColor(1,1,1,0);    
Untuk menentukan warna garis atau titik.
·         glColor3f(1,1,1);
Untuk menentukan warna garis atau titik.
·         glBegin(GL_LINES);
Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan.    
·         glVertex3f(0.10,10.0,13.13); 
Untuk menentukan titik awal yang digunakan.
·         glVertex3f(0,0,0.0);               
Untuk menentukan titik akhir yang digunakan.
·         glEnd ();           
Untuk mengakhiri gambar garis di titik akhir.
·         glPopMatrix ();
Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar.
·         SwapBuffers (hDC);
Digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar.
            Ketika kodingan sudah diisikan dengan benar, lalu compile program garis vertical. Jika tidak adanya error atau warning dalam koding, ketika program di running maka output yang akan tampil yaitu sebuah garis vertical.
  

v Garis Horizontal
Logika atau fungsi :
·         glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f);
Untuk memilih warna yang digunakan untuk membersihkan latar dalam mode RGB.
·         glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);
Untuk membersihkan layar latar belakang dengan warna hitam.
·         glPushMatrix();           
Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar.
·         glClearColor(1,1,1,0);  
Untuk menentukan warna garis atau titik.
·         glColor3f(1,1,1);
Untuk menentukan warna garis atau titik.
·         glBegin(GL_LINES);              
Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan.
·         glVertex3f(-0.6f, 0.0f, 0.0f);  
Untuk menentukan titik awal yang digunakan.
·         glColor3f(0.0f, 0.0f, 1.0f);        
Untuk menentukan titik yang digunakan.
·         glVertex3f(0.6f, 0.0f, 0.0f);     
Untuk menentukan titik akhir yang digunakan.
·         glEnd();          
Untuk mengakhiri gambar garis di titik akhir.
·         glPopMatrix(); 
Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar.
·         SwapBuffers (hDC);
Digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar.
Ketika kodingan sudah diisikan dengan benar, lalu compile program garis horizontal. Jika tidak adanya error atau warning dalam koding, ketika program di running maka output yang akan tampil yaitu sebuah garis horizontal.

v Garis Diagonal

Logika atau fungsi :
·         glClearColor (0.0f, 0.0f, 0.0f, 0.0f); 
            Untuk memilih warna yang digunakan untuk membersihkan latar dalam mode RGB.
·         glClear (GL_COLOR_BUFFER_BIT);
Untuk membersihkan layar latar belakang dengan warna hitam.
·         glPushMatrix ();        
Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar.
·         glClearColor(1,1,1,0); 
Untuk menentukan warna garis atau titik.
·         glColor3f(1,1,1);
Untuk menentukan warna garis atau titik.
·         glBegin(GL_LINES);    
Untuk menggambar garis dari titik yang digunakan.
·         glVertex3f(0,0,-0.8);      
Untuk menentukan titik awal yang digunakan.
·         glVertex3f(9.9,8.9,0.1);  
Untuk menentukan titik akhir yang digunakan.
·         glEnd ();         
Untuk mengakhiri gambar garis di titik akhir.
·         glPopMatrix ();
Membuat baris kode menjadi tidak berlaku untuk bagian luar.
·         SwapBuffers (hDC);
Digunakan untuk menukar bagian belakang buffer menjadi buffer layar.
Ketika kodingan sudah diisikan dengan benar, lalu compile program garis diagonal. Jika tidak adanya error atau warning dalam koding, ketika program di running maka output yang akan tampil yaitu sebuah garis diagonal.

10/23/2014

Kelebihan dan Kekurangan Bahasa Indonesia

Periode kemarin di situs UT online mata kuliah Bahasa Indonesia ada diskusi mengenai kelebihan dan kekurangan Bahasa Indonesia, masing-masing disuruh mengemukakan pendapat minimal 3 poin.

Berikut adalah beberapa poin yang aku kemukakan di forum diskusi tsb (agak panjang, ngga tau kok bisa nulis sebanyak ini.... hehehehehe). Lumayan lah, buat nambah2 koleksi tulisan di blog ini.


1. Kelebihan


a. Bahasa Indonesia cukup mudah untuk dipelajari masyarakatnya sendiri, terutama karena di dalam aturan berbahasa Indoesia yang benar tidak ada perbedaan penggunaan bahasa untuk kalangan orang yang lebih tua (lebih diohormati), kalangan sebaya, ataupun kalangan yang lebih muda dari kita (meskipun dalam prakteknya, tentu saja kita harus selektif dalam memilih kata-kata yang digunakan ketika berbicara dengan orang lain untuk menjaga nilai-nilai sosial seperti kesopanan, kehormatan, dan kerukunan antar sesama). Hal ini berbeda dengan bahasa daerah, contohnya bahasa Jawa; di mana dalam penggunannya, kita harus bisa memilih penggunaan kata untuk berbicara dengan lawan bicara kita, seperti 'basa krama', digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita atau orang yang dihormati, kemudian ada 'basa madya', dan juga 'basa ngoko'.


b. Unik. Bahasa Indonesia tergolong unik karena hampir semua kata dibaca sesuai dengan abjad (misal kata "aku", tetap dibaca "aku"; berbeda halnya apabila kata "aku" dibaca dengan aturan Bahasa Inggris, menjadi "ekyu"). Keunikan lainnya yaitu adanya kata 'n' dan 'g' dalam satu kata (misal kata "bingung") yang pembacaannya menyesuaikan dengan huruf vokal sebelumnya.


c. Merupakan bahasa persatuan di tanah air kita. Jadi apabila kita sedang berada di kota mana pun selama kota itu masih berada di wilayah Indonesia, kita tidak perlu khawatir masalah komunikasi dengan penduduk setempat. Bahkan penduduk suku-suku yang bisa dikatakan masih tertinggal pun juga terkadang ada yang bisa berbahasa Indonesia.


d. Salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, dengan total 234 juta jiwa (lihat data di http://how-to-learn-any-language.com/e/languages/index.html). Tentu saja, mengingat jumlah penduduk di Indonesia saat ini lebih dari 200 juta jiwa.



2. Kekurangan


a. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang 'susah-suah gampang' untuk dipelajari, terutama oleh orang luar sana. Contohnya adalah penggunaan Bahasa Inggris vs Bahasa Indonesia seperti di contoh di bawah ini:

- She is okay ==> Dia baik-baik / Dia baik-baik saja

- He lives in Rembang ==> Dia hidup di Rembang / Dia tinggal di Rembang

- My math teacher is Mr. Puji ==> Guru matematikaku adalah Pak Puji / Guru matematika saya adalah Pak Puji

- is/are ==> adalah, yaitu, merupakan

Orang luar yang mempelajari Bahasa Indonesia mungkin sedikit bingung, mau pakai kata yang mana??? Selain itu, terkadang kata-kata seperti 'saya' terdengar lebih kaku ketika kita sedang berbicara dengan teman sebaya dibandingkan dengan kata 'aku'.


b. Banyaknya aturan-aturan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam berbicara maupun penulisan. Misalnya, di dalam Bahasa Indonesia kita mengenal adanya EYD (Ejaan yang Disempurnakan), penulisan kata dan kalimat baku, penggunaan kalimat majemuk, dan sebagainya.


c. Adanya ungkapan-ungkapan yang sering digunakan dalam Bahasa Indonesia, sehingga kita harus memahami apa arti ungkapan tersebut. Contoh:

meja hijau =

hati = anak

tangan kanan = orang kepercayaan, dsb.


d. Sulit untuk dipromosikan sebagai salah satu bahasa internasional, karena kita masih tertinggal dalam beberapa bidang seperti teknologi dan ekonomi, yang mana dua hal tersebut merupakan salah satu kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu bahasa yang digunakan sebagai bahasa internasional.


Sumber :
http://crazygenk.blogspot.com/2011/04/kelebihan-dan-kekurangan-bahasa.html

Perkembangan Bahasa Indonesia

 Perkembangan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

A. Asal Mula Bahasa Indonesia
Bahasa adalah suatu sistem komunikasi menggunakan bunyi, yang diucapkan melalui organ- organ ujaran dan didengar di antara angota- anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol- simbol vokal dengan makna konvensioanal secara arbitrer (Pei dalam Brown, 1987:4). Sedangkan menurut Badudu(1989),”Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu- individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya”. Jadi dapat disimpulkan, bahwa bahasa berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi antara satu orang dengan orang lain.
Perlu kita ketahui untuk berkomunikasi antar suku bangsa diperlukan bahasanasional. Berdasarkan isi dari Sumpah Pemuda bahasa nasional kita adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia hakikatnya berasal dari gabungan antara bahasa Melayu, bahasa daerah, dan bahasa asing, contohnya kata kumuh dan merantau yang berasal dari Bahasa Minangkabau, yaitu kumuah dan marantau kini telah menjadi bahasa baku.
Asal mula bahasa Indonesia yaitu dengan adanya latar belakang budaya yang berbeda, para pemuda yang lahir dari keluarga bangsawan berkomunikasi dengan bahasa Belanda karena saat itu baik dalam pendidikan dan pergaulan mereka menggunakan bahasa Belanda sebagai pengantarnya. Sedangkan bahasa suku hanya digunakan untuk membangun keakraban di keluarga atau dengan masyarakat awam. Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, pada Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954 ditetapkanlah bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Pemilihan dan penetapan ini tidak terlepas dari proses diskusi yang panjang karena saat itu hingga kini pun bahasa Melayu adalah bahasa pergaulan ketiga yang sering digunakan setelah bahasa Jawa dan Sunda. Dapat kita lihat jumlah penduduk Jawa yang merajai sebagian besar penduduk Indonesia. Namun dengan hati ikhlas, kemufakatan ini dapat dicapai.
Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional ini merupakan usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa, "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tetapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
Pemilihan bahasa Melayu ini sangat diperhitungkan secara matang. Salah satu pertimbangannya adalah ia sudah digunakan sejak masa kerajaan Hindu Budha masih berkuasa. Dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit (638 M) di Palembang yang menggunakan bahasa Melayu meski ditulis dalam huruf Pallawa. Bahasa Melayu pun menjadi linguis franca (bahasa pergaulan) saat kafilah dagang dari Gujarat dan Cina singgah di nusantara. Sejak zaman Majapahit, ia menjadi bahasa pergaulan di Nusantara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan sebagainya) hingga Asia Tenggara.
Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu khususnya bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "Yang dinamakan Bahasa Indonesia yaitu bahasaMelayu yang pokoknya berasal dari Melayu Riau, akan tetapi yag sudah ditambah, diubah ataudikurangi menurut keperluan zaman dan alam baru, hingga bahasa itu lalu mudah dipakai oleh rakyat di seluruh Indonesia,  pembaharuan bahasa Melayu hingga menjadi bahasa Indonesia ituharus dilakukan oleh kaum ahli yang beralam baru, ialah alam kebangsaan Indonesia".
Peran bahasa amatlah vital bagi sebuah negara. Ia adalah tiang konektivitas dalam menjalankan pemerintahan dalam sebuah negara. Memilikinya merupakan pokok utama dalam perkembangan suatu bangsa baik itu di bidang pendidikan, politik, pertahanan dan keamanan. Selepas pengikraran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan perkembangan kebangkitan bangsa mulai muncul.
Bahasa Indonesia dibagi menjadi dua fungsi yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Pada UUD 1945 pasal 36 bab XV disebutkan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Bahasa negara berfungsi sebagai bahasa resmi dalam pemerintahan, bahasa pengantar dalam pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan bahasa nasional digunakan dalam pergaulan antarsuku sebagai kebanggaan dan identitas nasional. Bahasa ini diaplikasikan agar tercipta satu kepaduan dan konektivitas yang sama. Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional sifatnya dinamis yaitu akan mengalami perubahan-perubahan entah itu perluasan atau penyempitan, atau bahkan timbul istilah-istilah baru.
B. Perkembangan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja
Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun waktu tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).
Bahasa akan selalu berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya, baik berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisi psikologis dari penggunanya. Oleh karena itu, dikenal ada variasi atau ragam bahasa pedagang, ragam bahasa pejabat atau politikus, ragam bahasa anak-anak, termasuk ragam bahasa gaul. Hal tersebut merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal. Bahasa akan terus berkembang dan memiliki aneka ragam atau variasi.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar bagi kalangan remajakarena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani mereka. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakaiannya pun terbatas di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada.
Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas:
a. Ragam tulisan
Penggunaan bahasa secara tulisan perlu lebih cermat, hal ini karena pihak yang diajak komunikasi tidak berhadap-hadapan secara langsung. Untuk menjamin efektifnya penyampaian pesan, fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, dan objek,dan hubungan diantara fungsi itu harus lengkap dan nyata. Namun berdasarkan kenyataan sekarang dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa tulisan tidaklah digunakan lagi secara cermat, dengan adnya teknologi penggunaan telpon genggam atau handphone (hp) lebih sering dimanfaatkan masyarakat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
 Penggunaan bahasa tulisan dalam telpon genggam atau handphone, lebih dikenal dengan short message service (sms), merupakan terobosan baru untuk menyampaikan pesan, informasi secara ringkas dan cepat. Penggunaan bahasa secara tulisan dalam short message service (sms) umumnya pendek-pendek, terputus-putus, penyingkatan-penyingkatan dan terdapat fungsi-fungsi kalimat yang dilesapkan, khususnya di kalangan remaja yang lebih sering menggukan bahasa tulis dalam short message service (sms) dengan penyingkatan-penyingkatan kosakata. Penggunaan bahasa tulis dalam short message service (sms) oleh kalangan remaja cenderung memunculkan kosakata percakapan, seperti : ” y, t’rah z pi g da mslh k” “lyalah, terserah kamu tapi tidak ada masalah kah ?” , “u knp g dtng, u dah tan to, qt meeting mlm ini, tp ga pa2, mngkin u Ig sbuk, mt bb” (Kamu kenapa tidak datang, kamu sudah tahu kan, kita pertemuan malam ini, tapi tidak apa-apa, mungkin kamu lagi sibuk, selamat bobo) dan sebagainya.
Ragam bahasa tulisan pada kalangan remaja dapat dihasilkan dari:
1. Perubahan bahasa baku
·         Mengganti dan menghilangkan unsur konsonan atau vokal tertentu
Contoh: “ya” menjadi “ea”, “aku” menjadi “aq” atau “Q”, “kamu” menjadi “amu”, “tidak” menjadi “gak” atau “g”, “kalau” menjadi “klo” atau “low”, “yang” menjadi “yg” atau “iank”, “sudah” menjadi “ dah”, dan lain-lain.


2. Mengganti seluruh kata
·         Berasal dari bahasa asing
Contoh: “maaf” menjadi “sorry”, “terima kasih” menjadi “thanks” atau ”thx”, dan lain-lain.
·         Berasal dari kreasi anak remaja
Contoh: “ laki-laki” menjadi “cow” atau “co”, “wanita” menjadi “cew” atau “ce”, “nanti” menjadi “ntar”, “dengan” menjadi “ma” atau “sama”, “dia” menjadi “dy”, “selamat” menjadi “met”, dan lain-lain.
b. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan pada kalangan remaja biasa digunakan dalam percakapan non formal. Ragam bahasa ini dapat terbentuk dari:
1. Berasal dari perubahan bahasa baku
·         Mengganti dan menghilangkan unsur konsonan atau vokal
Contoh: “sakit” menjadi “cakit”, “saja” menjadi “aja”, “tahu” menjadi “tau”, dan lain-lain.
2. Mengganti seluruh kata
·         Berasal dari bahasa asing
Contoh: “maaf” menjadi “sorry”.
·         Berasal dari kreasi anak remaja
Contoh: “tidak” menjadi “nggak”, “laki-laki” menjadi “cowok”, “wanita” menjadi “cewek”, “bapak” menjadi “bokap”, “ibu” menjadi “nyokap”, dan lain-lain.
C. Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia.
1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pengkhususan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing.
Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.
                                                                                      
  Sumber :
http://educationblogsmart.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html